Cite This        Tampung        Export Record
Judul menafsir kalam tuhan : kritik ideologis interpretasi al-qur'an ibn rusyd / aksin wijaya
Pengarang aksin wijaya
EDISI cet. 1
Penerbitan yogyakarta : IRCiSoD, 2021
Deskripsi Fisik 302 hlm ;24 cm
ISBN 978-623-6699-20-1
Subjek tafsir al-qur'an
Abstrak Buku ini mulanya adalah disertasi Dr. Aksin Wijaya yang dipertahankan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selain mampu mensistematisasi teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd secara hermeneutis, ia juga menemukan beberapa hal penting yang cukup mengagetkan, terutama bagi kita yang selama ini menempatkan Ibnu Rusyd di menara gading. Salah satunya adalah bahwa corak interpretasi al-Qur’annya memungkinkan masuknya dua unsur ideologis, Aristotelian dan Zhahiriyah. Ideologisasi ini pada akhirnya berujung pada “penyingkiran” pihak lain yang berada di luar kelompoknya (Asy’ariyah, Mu’tazilah, Al-Ghazali, kaum sufi), sembari “membela” dan “mengangkat” kelompoknya sendiri (Aristotelian). Bahkan, ideologisasi ini membuat Ibnu Rusyd “tidak mampu” menawarkan teori yang original, tidak “konsisten”, bahkan acap kali terjebak pada “logika berpikir yang rancu” dalam menginterpretasikan al-Qur’an. Namun, teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd tidak bisa diabaikan, karena selain mengandung dimensi ideologis, juga mempunyai sisi positif. Dr. Aksin Wijaya mensintesiskannya dengan teori hermeneutika negosiatif Khaled Abou el-Fadel—dan ini adalah sumbangan buku ini terhadap studi al-Qur’an kontemporer. Dengan begitu, melebihi model hermeneutika modern, teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd menjadi tidak hanya bertujuan menemukan maksud Tuhan dalam al-Qur’an, melainkan juga mampu melibatkan kelompok penerima wacana yang dalam hermeneutika kontemporer justru “diabaikan”. Jika dimensi ideologis dan otoriter dari teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd disisihkan, teori interpretasi itu akan melahirkan wacana al-Qur’an yang egaliter.

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
202400101680 297.122 6 AKS m Dapat dipinjam Perpustakaan Pidie Jaya - Ruang Baca Umum Lantai 2 Tersedia
202400101681 297.122 6 AKS m Dapat dipinjam Perpustakaan Pidie Jaya - Ruang Baca Umum Lantai 2 Tersedia
202400101682 297.122 6 AKS m Dapat dipinjam Perpustakaan Pidie Jaya - Ruang Baca Umum Lantai 2 Tersedia
202400101683 297.122 6 AKS m Dapat dipinjam Perpustakaan Pidie Jaya - Ruang Baca Umum Lantai 2 Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000001540
005 20250130103949
020 # # $a 978-623-6699-20-1
035 # # $a 0010-0125000266
082 # # $a 297.122 6
084 # # $a 297.122 6 AKS m
100 0 # $a aksin wijaya
245 1 # $a menafsir kalam tuhan : $b kritik ideologis interpretasi al-qur'an ibn rusyd /$c aksin wijaya
250 # # $a cet. 1
260 # # $a yogyakarta :$b IRCiSoD,$c 2021
300 # # $a 302 hlm ; $c 24 cm
520 # # $a Buku ini mulanya adalah disertasi Dr. Aksin Wijaya yang dipertahankan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selain mampu mensistematisasi teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd secara hermeneutis, ia juga menemukan beberapa hal penting yang cukup mengagetkan, terutama bagi kita yang selama ini menempatkan Ibnu Rusyd di menara gading. Salah satunya adalah bahwa corak interpretasi al-Qur’annya memungkinkan masuknya dua unsur ideologis, Aristotelian dan Zhahiriyah. Ideologisasi ini pada akhirnya berujung pada “penyingkiran” pihak lain yang berada di luar kelompoknya (Asy’ariyah, Mu’tazilah, Al-Ghazali, kaum sufi), sembari “membela” dan “mengangkat” kelompoknya sendiri (Aristotelian). Bahkan, ideologisasi ini membuat Ibnu Rusyd “tidak mampu” menawarkan teori yang original, tidak “konsisten”, bahkan acap kali terjebak pada “logika berpikir yang rancu” dalam menginterpretasikan al-Qur’an. Namun, teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd tidak bisa diabaikan, karena selain mengandung dimensi ideologis, juga mempunyai sisi positif. Dr. Aksin Wijaya mensintesiskannya dengan teori hermeneutika negosiatif Khaled Abou el-Fadel—dan ini adalah sumbangan buku ini terhadap studi al-Qur’an kontemporer. Dengan begitu, melebihi model hermeneutika modern, teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd menjadi tidak hanya bertujuan menemukan maksud Tuhan dalam al-Qur’an, melainkan juga mampu melibatkan kelompok penerima wacana yang dalam hermeneutika kontemporer justru “diabaikan”. Jika dimensi ideologis dan otoriter dari teori interpretasi al-Qur’an Ibnu Rusyd disisihkan, teori interpretasi itu akan melahirkan wacana al-Qur’an yang egaliter.
650 # 4 $a tafsir al-qur'an
Content Unduh katalog