03058 2200229 4500001002100000005001500021035002000036245054800056250001000604300003100614260005700645082001100702084001500713020002200728650001000750650002100760650001500781520195700796008004102753990001702794990001702811INLIS00000000000154120250130123358 a0010-0125000267 aSadur :bSejarah Terjemahan di Indonesia dan Melayu /cEditor: Henri Chambert-Loir; Penerjemah: Winarsih Arifin, Aleksius Armanjaya, Manneke Budiman, Maria Yoseph Florisan, Mien Har, Rahayu Surtiati Hidayat, Aryati Hunter, Mimi larasati, Tita Marlita, Ediati Kamil, Tri Pujanarto, Hendra Setiawan, Caroline Supriyanto-Breur, Arif Subiyanto, Suryo Supomo, Rara Tanjung, Ade Pristie Wahyo, Wiwin Triwinarti Wahyu, Saraswati Wardhany, Monique Zaini_Lanjoubert, Rita Parasman. Diterbitkan bekerjasama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa aed. 1 ax +422 hlm :bill ;c24 cm ajakarta :bKPG (Kepustakaan Populer Gramedia),c2021 a418.02 a418.02 SAD a978-979-91-0214-0 4asadur 4abahasa nusantara 4aterjemahan aNegeri ini kerap alpa sejarah atau terlambat menyadari karena malas atau mungkin ketidaksanggupan untuk menulis sejarah sendiri. Pandangan ironis itu tampak pada penerbitan buku setebal bantal ini dengan sajian karangan-karangan dari para sarjana ampuh. Mayoritas 65 karangan dalam buku itu ditulis sarjana asing dengan kompetensi dan keseriusan mereka untuk membaca dan menilai Indonesia secara historis. Buku tersebut mungkin melegakan kehausan sejarah bagi pembaca, tapi juga memberi tanda seru atas kemiskinan intelektual negeri besar ini dengan ratusan juta penduduknya. Buku ini merangkum sekian pandangan tentang terjemahan dari bahasa asing ke bahasa lokal di Nusantara mulai abad ke-9 sampai abad ke-20. Pujian pantas diberikan untuk buku ini karena telah mendokumentasikan jejak-jejak sejarah Nusantara lewat publikasi terjemahan. Konsentrasi atas proyek terjemahan memang sejak lama terabaikan dalam naluri sejarah negeri ini. Pengabaian itu hendak ditebus dengan pemberian informasi, penjelasan, bukti, dan argumentasi mengenai pernik-pernik terjemahan dalam berbagai tendensi. Pengetahuan negeri seperti terjelaskan dalam mozaik karangan mengenai terjemahan dari bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Jawa, Melayu, Batak, Sunda, Bali, Sasak, Aceh, Bugis, dan Makassar. Pembaca bakal merasakan petualangan sejarah mengasyikkan karena mampir ke ruang-ruang kultural yang membentang di Nusantara. Kepakaran para penulis memang mengagumkan dipahami dari ketekunan mereka melacak dan menguraikan sekian data agar bisa ditafsirkan pada masa sekarang secara relevan dan produktif. Para pakar itu, antara lain, A.H. Johns, Vladimir Braginsky, Leo Suryadinata, Doris Jademski, Uli Kozok, Imran T. Abdullah, Ajip Rosidi, Claude Guillot, James Siegel, Roger Tol, Benedict Anderson, Johan Meuleman, Jennifer Lindsay, Henri Chambert-Loir, Mikhiro Moriyama, Keith Foulcher, Edi Sedyawati, Melani Budianta, Michael H. Bodden, dan Vincent J.H. Houben.250130 0  a202400101684 a202400101685